06 December 2023

 

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media

KESIMPULAN DAN REFLEKSI MATERI 2.3

A.   PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

A.1. PENGALAMAN/MATERI PEMBELAJARAN YANG BARU SAJA DI PEROLEH

    COACHING

Coaching adalah sebuah kolaborasi yang berfokus pada hasil yang sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee.

PARADIGMA BERFIKIR COACHEE

1.    Focus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan

2.    Bersikap terbuka dan ingin tahu

3.    Memiliki kesadaran diri yang kuat

4.    Mampu melihat peluang baru di masa depan

    PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI AKADEMIK

1.    Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru

2.    Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu

3.    Terencana

4.    Reflektif

5.    Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati

6.    Berkesinambungan

7.    Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik

COACHING DALAM KONTEKS PENDIDIKAN

  

 

KOMPETENSI INTI COACHING

1.     Kehadiran Penuh/Presence

Kehadiran penuh/presence adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presence sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching.

2.     Mendengarkan Aktif

keterampilan mendengarkan dengan aktif atau sering kita sebut dengan menyimak. Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara.

3.     Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi

ALUR PERCAKAPAN TIRTA

SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PARADIGMA BERPIKIR COACHING

1.  Melalui supervisi akademik potensi setiap guru dapat dioptimalisasi sesuia dengan kebutuhan yang nantinya dapat membantu para guru dalam proses peningkatan kompetensi dengan menerapkan kegiatan pembelajaran baru yang di modifikasi dari sebelumnya.

2.  Pada umumnya pelaksanaan supervisi akademik didasarkan pada kebutuhan dan tujuan sekolah dan dilaksanakan dalam tiga tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan supervisi dan tindak lanjut.

3.    Siklus dalam supervisi klinis meliputi tiga tahap yakni pra observasi, observasi dan pasca observasi.

A2. EMOSI-EMOSI YANG DIRASAKAN TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

CEMAS            Sebelum memulai modul ini saya merasa cemas karena khawatir tidak mempu dalam memahami dan mengaplikasikannya

TERTARIK    : Setelah saya mempelajari dalam eksplorasi konsep, saya mulai tertarik dalam mendalami modul ini

GEMBIRA    : Saya merasa Gembira saat mampu melakukan praktik coaching dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual.

OPTIMIS        : Saya optimis untuk mengaplikasikannya di sekolah tempat saya bekerja

A3. APA YANG SUDAH BAIK BERKAITAN DENGAN KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJAR

   Saya mampu berkolaborasi dengan rekan sesam CGP saat mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA dan sesuai dengan prinsip-prinsip coaching dalam ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual sebagai coach, coachee maupun sebagai supervisor

                                    Rukol Latihan Coaching Rekan Sejawat

                                    Praktik Coaching secara Triad

   A.4. APA YANG PERLU DIPERBAIKI TERKAIT KETERLIBATAN DIRI SAYA DALAM PROSES BELAJAR
    
    Yang perlu saya perbaiki adalah menagjukan pertanyaan berbobot agar dapat menggali informasi permasalahan pada diri coachee sehingga menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi

A.5.KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN KEMATANGAN DIRI PRIBADI

1.    Setelah saya mempelajari modul 2.3 ini kompetensi saya mulai berkembang ditandai mampu mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA baik sebagai coach, coachee maupun supervisor.

2.    Saat saya mempraktikkan proses coaching saya harus mampu mengendalikan diri dari asumsi-asumsi pribadi dan rasa emosi sehingga muncul kematangan berfikir dan bertindak agar sesuai dengan prinsip coaching yaitu kemitraan, kreatif dan memaksimalkan potensi.

A.   ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI DALAM KONTEKS CGP

B.1. BAGAIMANA AGAR COACHING DAPAT DITERAPKAN DALAM KEGIATAN SUPERVISI DI SEKOLAH?

    Prinsip coaching dapat diterapkan di sekolah jika kepala sekolah memiliki pengetahuan tentang coaching supervisi akademik dan mau mengaplikasikannya. Kegiatan supervisi akadmik jangan hanya bertujuan sebagai bagian dari penilaian guru saja namun harus dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi akademik guru sehingga tidak hanya melakukan observasi namun ada percakapan pra observasi dan pasca observasi. Dalam percakapan pra observasi kepala sekolah harus mendiskusikan apa yang akan dilakukan guru sedangkan percakapan pasca observasi kepala sekolah memberikan umpan balik/tindak lanjut terkait dengan pelaksanaan supervise yang telah di lakukan.

B.2. MENGOLAH MATERI YANG DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN PRIBADI SEHINGGA TERGALI WAWASAN (INSIGHT) BARU

    Coaching dalam supervisi akademik dapat berpengaruh dalam terwujudnya pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid adalah hal yang penting untuk diterapkan dalam lingkungan sekolah. Agar dapat terwujud pembelajaran yang berpihak pada murid maka guru harus memiliki kompetensi menjadi pemimpin pembelajaran. Menjadi pemimpin pembelajaran harus memahami perkembangan murid secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif saja namun juga harus memahami karakter dan social emosional murid, dengan demikian tujuan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat meningkatkan kinerja dan terwujudnya pembelajaran yang berpihak pada murid.

B.3. MENGANALISIS TANTANGAN YANG SESUAI DENGAN KONTEKS ASAL CGP (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH

B.4.MEMUNCULKAN ALTERNATIF SOLUSI TERHADAP TANTANGAN YANG TERIDENTIFIKASI


A.   MEMBUAT KETERHUBUNGAN

C.1. PENGALAMAN MASA LALU

    Saya pernah disupervisi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah, namun saat kegiatan supervisi hanya sebatas menjalankan kewajiban saja tanpa mengetahui makna supervisi yang seharusnya. Kegiatan supervisi yang seharusnya. Kegiatan supervisi akademik hanya dilakukan saat kepala sekolah/pengawas melakukan observasi kelas saja tanpa adanya kegiatan pra observasi dan pasca observasi. Sehingga hanya sebatas pemberian nilai saja

C2. PENERAPAN DI MASA MENDATANG

    Kedepan supervisi ini harus dijadikan salah satu bagian dalam peningkatan kompetensi guru dalam bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi.

  C.3. KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

C.4. INFORMASI YANG DI DAPAT DARI ORANG ATAU SUMBER LAIN DI LUAR SUMBER LAIN DI LUAR BAHAN AJAR PGP

    Supervisi akademik oleh kepala sekolah merupakan kemampuan membina kinerja guru meningkatkan mutu proses pembelajaran, bimbingan, media pembelajaran, penilaian dan pengembangan keprofesian (penelitian praktis). Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kompetensi kepala sekolah dijelaskan bahwa kompetensi. Supervisi kepala sekolah yaitu terampil dalam merencanakan program supervise akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervise akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.


    Demikian tulisan ini saya buat....
         semoga bermanfaat......

   bagi pengunjung sudilah kiranya untuk meninggalkan coment di bawah ini...

No comments:

Post a Comment

  RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI – MODUL 3.1 Perbedaan Dilema Etika dengan Bujukan Moral Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi ...