02 June 2009

Karya Tulis Ilmiah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIIIA SEMESTER 2 SMPN 3 GRINGSING TAHUN PELAJARAN 2008/2009

OLEH
SUPARNO

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca dan menulis. Menguasai ilmu matematika, membaca, dan menulis berarti mempunyai harapan untuk mudah dan cepat memahami ilmu pengetahuan yang lain. Sehingga tidak mengherankan apabila setiap dikeluarkanya kebijakan tentang Ujian Negara/ Nasional pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, matematika pasti menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan. Tetapi yang memprihatinkan, matematika sering menjadi penyebab siswa tidak lulus ujian.
Berdasarkan keterangan dari pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Batang prosentase kelulusan siswa SMP Kabupaten Batang menduduki peringkat paling bawah pada peringkat prosentase kelulusan siswa SMP tingkat Propinsi Jawa Tengah pada tahun pelajaran 2006/2007. Sebagian penyebab ketidaklulusan berasal dari perolehan nilai mata pelajaran matematika yang masih kurang. Sehingga guru dianjurkan untuk melakukan inovasi dalam proses belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, seperti model pembelajaran dengan multimedia ( sambutan Kasie Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Batang pada Pembukaan Workshop Multimedia Guru Matematika SMP Se-Kabupaten Batang, Tanggal 20 Nopember 2007 ).

1
Hal di atas juga diakui oleh beberapa guru di Kabupaten Batang. Menurut mereka sebagian besar siswa tidak tertarik pada mata pelajaran matematika, bahkan menganggap mata pelajaran matematika sebagai momok mata pelajaran yang dibenci dan ditakuti. Masih adanya kesulitan guru dalam memahamkan hal-hal yang abstrak kapada siswa, pembelajaran yang kurang menyenangkan karena masih mengandalkan dengan metode ceramah saja menambah rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, dan model pembelajaran yang tidak efektif dalam memahamkan konsep menyebabkan prestasi belajar siswa rendah.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman guru matematika kelas VIIIA SMP Negeri 3 Gringsing Kabupaten Batang dalam mengajar selama ini, minat siswa dalam pembelajaran matematika masih kurang, siswa kurang memahami materi yang diajarkan guru dan masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Dengan menggunakan Skala Perbedaan Semantik, diperoleh informasi prosentase minat siswa terhadap belajar dan mengerjakan soal-soal matematika sebagai berikut: Menyatakan menarik dan tidak membosankan 42,86%, senang dan tidak terpaksa 38,10%, menantang 35,71%, bermanfaat/menguntungkan 76,16%, mudah/tidak berat 28,57%. Dari indikator tersebut diperoleh prosentase minat sebesar 44,29%.
Pengalaman juga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat di antaranya dari nilai ulangan harian pada materi pokok sebelum dilaksanakan penelitian (pra-siklus). Dimana jumlah siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar baru 35,71 % dari 42 siswa. Dan rata-rata nilai ulangan hariannya sebesar 55,40.
Sesungguhnya matematika muncul dari kehidupan nyata sehari-hari. Sebagai contoh, bangun-bangun ruang dan datar pada dasarnya didapat dari benda-benda kongkret dengan melakukan proses abstraksi dan idealisasi dari benda-benda nyata. Proses pembelajaran matematika harus dapat menghubung-kan antara ide abstrak matematika dengan situasi nyata yang dialami atau diamati oleh siswa. Tentunya proses pembelajaran tidak efektif apabila guru hanya bercerita (ceramah) tentang hal-hal yang terjadi. Untuk itulah diperlukan media pembelajaran, media yang dapat dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar dan dapat dibaca. Media yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan adanya pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, diperlukan media pembelajaran yang menampilkan benda-benda kongkret atau kejadian-kejadian nyata diluar kelas sehingga dapat diamati oleh siswa di dalam kelas, agar lebih kontekstual, lebih mudah dipahami, dan diharapkan lebih efektif. Sebenarnya SMPN 3 Gringsing sejak tiga tahun yang lalu telah mempunyai sarana pembelajaran dengan multimedia seperti: TV, Video player, komputer/laptop, LCD, dan peralatan audio, tetapi selama ini siswa kelas VIII A belum pernah menerima model pembelajaran dengan multimedia.
Dalam upaya meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang sisi datar, proses pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan multimedia. Misalnya dengan menggunakan media (teks, grafis, foto, video, audio, dan animasi) yang disajikan dengan program microsoft power point. Perangkat yang digunakan adalah komputer/laptop, LCD, dan speaker aktif (sound system). Model pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran, misalnya menggunakan model pengajaran langsung (Direct Instruction ), dengan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Tetapi proses penyampaian informasi lebih banyak dengan menggunakan penayangan gambar/foto dan rekaman kejadian sehari-hari, penyampaian konsep yang memerlukan urutan langkah dengan prosedur tertentu digunakan animasi dengan program microsoft powerpoint.
Hal tersebut di atas, mendasari perlunya diadakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan judul “PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN MULTI-MEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA STANDAR KOMPETENSI BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIIIA SEMESTER II SMP NEGERI 3 GRINGSING TAHUN PELAJARAN 2008/2009 ”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian atau tafsiran dalam pemakaian istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini maka diperlukan penjelasan pengertian istilah sebagai berikut:
1. Model Pengajaran Langsung
Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang dirancang untuk mengajarkan pengetahuan prosedural dan atau pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari tahap demi tahap seperti keterampilan motorik, metode ilmiah, keterampilan penelitian, cara belajar dan lain-lain. Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Sedang pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu seperti pengetahuan tentang konsep, prinsip dan informasi. Kontekstual artinya guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Dikdasmen:2005).
Adapun contoh pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang menemukan rumus luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. Sedangkan contoh pengetahuan deklaratif misalnya pengetahuan tentang pengertian kubus, balok, prisma dan limas. Diharapkan model pengajaran langsung sesuai dengan karakteristik materi pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar.
2. Multimedia
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar (Sadiman,2006:6).
Multimedia secara harfiah dapat diartikan; “multi” adalah banyak, sedangkan “media” mempunyai makna wadah/tempat atau saluran. Jadi multimedia mempunyai arti gabungan dari berbagai media/saluran. Namun sejalan dengan perkembangan yang pesat pada cara penggabungannya, multimedia menjadi semakin terintegrasi. Jenis-jenis media yang dapat menjadi komponen dalam multimedia adalah: teks, grafis, foto/gambar, video, audio, dan animasi. (Mulyanto, 2007:2)
Multimedia merupakan kombinasi dari perangkat keras dan perangkat lunak (software) yang memungkinkan dapat mengintegrasikan berbagai media tersebut untuk mengembangkan presentasi yang efektif.
Dalam penelitian ini multimedia yang digunakan adalah komputer, LCD, speaker aktif (sound sistem) dengan software program Microsoft Power Point.
3. Minat Belajar
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, minat berarti perhatian; keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu; berminat berarti mau, suka, ingin akan (JS Badudu,1996:899).
4. Hasil Belajar
Perlu diketahui bahwa hasil belajar siswa tidak ditentukan hanya dari lulusnya siswa dari suatu atau keseluruhan tes yang diberikan (aspek kognitif), tetapi juga terbentuknya sikap, kepribadian, dan keterampilan yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran (meliputi aspek afektif dan psikomotorik) (Ismail,2007:9.18).
5. Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yang dibatasi seluruhya oleh bidang datar (Dikdasmen: 2005). Bangun ruang sisi datar merupakan materi mata pelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama kelas VIII semester II pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Dalam hal ini bangun ruang sisi datar yang dimaksud adalah kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan: Apakah dengan menerapkan model pengajaran langsung (Direct Instruction) dengan multimedia dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika standar kompetensi Bangun Ruang Sisi Datar pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Gringsing Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 ?
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian tindakan (action research) ini adalah untuk mengetahui meningkat tidaknya minat dan hasil belajar matematika standar kompetensi Bangun Ruang Sisi Datar pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Gringsing semester II tahun pelajaran 2008/2009 setelah diterapkan model pengajaran langsung (Direct Instruction) dengan multimedia.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat diperoleh pihak-pihak tertentu, yaitu:
1. Siswa, yaitu diharapkan bahwa melalui model pembelajaran dengan multimedia, siswa semakin tertarik dan semakin berminat dalam belajar. Sehingga aktifitas belajar dan hasil belajar siswa meningkat.
2. Guru, yaitu diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir guru bahwa kreativitas guru dalam pembelajaran termasuk penerapan model pembelajaran dengan multimedia merupakan bagian dari upaya memperbaiki kinerja guru dan profesionalisme guru dalam pembelajaran.
3. Pihak sekolah, yaitu akan bertambah literaturnya dan akan membantu sekolah di dalam mengambil kebijakan yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan.

Pembahasan selanjutnya silahkan download disini:
Bab2.pdf 

Bab3.pdf 


Bab4.pdf 


Bab5.pdf


3 comments:

  RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI – MODUL 3.1 Perbedaan Dilema Etika dengan Bujukan Moral Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi ...